Sabtu, 02 Mei 2009

AKSI MAY DAY DI KUTAI KARTANEGARA MENUNTUT PEMERINTAH STOP IZIN KUASA PERTAMBANGAN


PMII METRO dan Forum Mahasiswa Pro Demokrasi Kutai Kartanegara menggelar aksi damai di kampus kemudian dilanjutkan orasi selama satu jam di bundaran jembatan bongkok, Jum’at (1/5) pada peringatan hari buruh sedunia (May Day). Mereka menyerukan pada masyakat bahwa May Day bukanlah sekedar hari buruh.

Pada kesempatan itu mereka menyampaikan tuntutannya antara, tolak PHK massal terhadap buruh, tolak sistem kerja kontrak, cabut SKB 4 menteri, tingkatkan kesehjahteraan buruh, naikkan upah buruh tani, cabut UU BHP, tolak sistem komersialisasi pendidikan, realisasikan anggaran pendidikan 20 persen dan hentikan pemotongan subsidi pendidikan, wujudkan sekolah gratis dan kuliah murah serta Jaminan Kebebasan akademik, mimbar akademik dan berorganisasi di kampus. Selain itu mereka juga menuntut kepada pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang layak dan memadai bagi lulusan sekolah dan perguruan tinggi.

Sementara itu koordinotor aksi, Sujatmiko juga merasa khawatir melihat penambangan batu bara yang di lakukan oleh perusahaan asing di Kaltim semakin merajalela. Menurutnya, Pemerintah Daerah seharusnya mulai memikirkan sektor lain, seperti perkebunan dan pertanian sebagai sumber pendapatan daerah, bukan malah mengeruk habis batu bara di wilayah Kaltim. Salah satu maraknya penambangan di kaltim adalah berlakunya UU Penanaman Modal No. 25 th 2007 yang memberi kelonggaran investor asing untuk mengembangkan perusahaan mereka di Indonesia, tambahnya.

”Akibat penambangan tersebuat, bencana banjir sering terjadi di sini, pertanian dan perkebunan bertambah sempit. Padahal penambangan itu hanya bersifat sementara. Kami tidak setuju kalau pemerintah selalu memberi izin kuasa penambangan bagi investor. Pemerintah Daerah seharusnya tahu akibat-akibat yang bakal terjadi pasca penambangan. Selain itu keseriusan pemerintahpun tidak ada untuk melakukan reklamasi dan penghijauan pasca penambangan. Inikan sangat berbahaya bagi masyarakat ke depannya”, ujar Yusi Iswanto salah seorang anggota forum di atas.

Pada pertengahan aksi, Desi Hanaria, seorang anggota forum membacakan puisi Tujuan Kita Satu karangan Wiji Tukul,

” Kutundukkan kepalaku,
bersama rakyatmu yang berkabung
bagimu yang bertahan dihutan
dan terbunuh digunung
di timur sana,

Di hati rakyatmu,
tersebut namamu selalu
dihatiku
aku penyair mendirikan tugu
meneruskan pekik salammu
"a luta continua"

Kita tidak sendirian
kita satu jalan
Tujuan kita satu ibu : Pembebasan

Kutundukkkan kepalaku
kepada semua kalian para korban
sebab hanya kepadamu kepala kutunduk
kepada penindas
tak pernah aku membungkuk
aku selalu tegak”.

Mereka akan selalau menyuarakan hak-hak demokratik rakyat kepada pemerintah, pengakuan mereka selama ini Pemerintah tidak serius memenuhi hak-hak rakyat, misalnya hak memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang layak, karena sampai hari ini pendidikan semakin mahal dan pekerjaan bertambah sulit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tulis pesan anda di sini